Rabu, 21 Juli 2010

Terlena

Sewaktu awal saya menginjakkan kaki di Bandung.
Sewaktu awal saya menghirup segarnya udara Bandung.
dan
Sewaktu awal saya mendengar ada supir angkot berkata "kalo ke ITB naik Ledeng aja A'?" (lah, Ledeng teh bukannya pompa air yak? bingung saya)

Ketika itu pula semangat dari dalam diri saya membuncah dengan hebatnya mengenai mau jadi apa saya nantinya.
Ketika itu pula api dalam diri saya menyala dengan begitu kencangnya hingga darah saya seakan terbakar dan saya temukan diri saya dalam geliat yang sangat kuat untuk segera menuntaskan pendidikan saya di ITB yang katanya Institut Terbaik Bangsa itu.
dan
Ketika itu pula saya bulatkan tekad saya untuk menjadi seorang enginer hebat dan pulang dengan gelar sarjana teknik dari kampus tersebut. Ingin kubuat bangga orang-orang yang menunggu di rumah, tetangga-tetangga, teman-teman satu SMA, dan semua orang di kampung halaman sana.

Namun..

Setelah menjalani semua keharusan yang memang harus dilakukan,
mulailah saya mengeluh bahwa kuliah ternyata capek, mendapat nilai bagus tak semudah ketika duduk di Bangku sekolah menengah dahulu.

Setelah menapaki terjalnya berjalan di boulevard kampus,
mulailah saya kehilangan mimpi-mimpi awal saya ketika datang ke kampus ini karena memang banyak hal yang saya kira saya bisa membagi waktu, sambil kuliah sambil kegiatan.

Setelah merasakan sakitnya Indeks Prestasi yang turun satu angka,
mulailah saya tersadar bahwa benar kita memang akan melenceng 17m dari target jika setelah berjalan 1km kita melenceng 1 derajat dari tittik awal. Sedih, pilu, malu, dan semua ingin saya tumpahkan kepada Sang Pemilik Kekuasaan. Kenapa saya menjadi seperti ini?

Akhirnya..

Harus saya akui bahwa saya harus segera berbenah atau waktu akan segera membunuh saya.

Harus saya akui bahwa entropi (ketidak-teraturan) di alam cenderung naik jika kita tidak memberi energi untuk menurunkannya. Termasuk dalam diri manusia, kita akan cenderung lebih berantakan, lebih malas, lebih tidak teratur jika kita tidak memberi tenaga lebih, spirit lebih, untuk segera berbenah dan sadar diri bahwa kita memang harus keluar dari zona nyaman kita untuk menggapai zona yang lebih nyaman.

Harus saya akui saya telah TERLENA, dan tak ada kata menunda lagi bagi saya untuk segera memperbaiki diri dan memperbanyak muhasabah.

Terima Kasih pada Allah, Sang pemberi hidayah melalui kehidupan dan orang-orang di sekitar yang menjadi inspirator karena memang memberi saya inspirasi untuk sadar diri.

2 komentar:

  1. boss...udah aku follow yaa..then you canf folback my blog..oke gan..

    Sukses yaa..

    BalasHapus
  2. muktii!!
    suddenly i find this blog :)

    aku pernah juga ko ngerasain itu semua, persis! IPku turun kalo diitung sejak semester 1, tapi wajar si, toh semester 1 aku kuliah doang, semester 2 mulai aktif dimana-mana, dan dari segi nilai emang turun. Tapi buatku, disini masih lebih gampang buat berkilau daripada SMA dulu yg sekelas emang udah berkilau semua sampe aku bener-bener mingslep.

    mari berbenah! mari sukses bersama-sama kawan!

    BalasHapus

Pengikut