Jumat, 25 Februari 2011

Menulis Lagi

Menulis Lagi
Sekian lama, saya tak menulis lagi, kini saya hadir untuk membuka isi pikiran saya, supaya tak membeku dan membuat otak saya berjalan, karena otak sama halnya dengan otot, akan layu jika tak pernah dipakai.
Oke, to the point saja, sekarang saya mau membahas sebuah hal besar, yang selalu ada di tiap pikiran orang-orang besar, namun sering kita lupakan. Hal itu adalah PLAN, ya, Plan, merencanakan, sebuah kata yang simple tapi maknanya sangat dalam, ini menyangkut pertanggung jawaban kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu diberi nama waktu. Bahkan sampai Allah bersumpah demi salah satu makhluknya ini, padahal sering sekali kita abaikan, namun pasti akan Allah minta pertanggung jawabannya kelak.
Surat Al’Asr 1-3
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Saya yakin, kita sebagai manusia muslim, pasti sering mendengar surat ini, surat yang sangat pendek, tapi sarat makna. Dimana massa yang kini sedang kita jalani adalah yang akan membuat kita merugi, jika tidak diisi dengan hal yang bermanfaat, yaitu beriman, beramal saleh, saling menasehati dalam kesabaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.
Dan kebanyakan orang yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik adalah orang yang tidak tahu tujuan hidupnya hendak kemana. Bila tujuan hidupnya sudah jelas, maka tidak ada alasan lain untuk membuang-buang waktu yang kini tersisa. Dan sungguh, seharusnya tak sepatutnya seorang muslim sejati berkata “saya mempunyai waktu luang” kecuali waktu tersebut digunakan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Jadi apa sebenarnya tujuan hidup anda?
Atau, untuk apa anda hidup?
Kebanyakan orang yang saya tanya terkadang menjawab “Nah itu, saya juga masih bingung”
Padahal Allah sudah sangat gamblang menjelaskan tujuan-Nya menciptakan kita, yang ada dalam sebuah buku yang menjadi petunjuk bagi orang yang ingin selamat dunia dan akhirat.
Tujuan hidup manusia / tujuan Allah menciptakan Manusia:
1. Beribadah kepada Allah
2. Menjadi khalifah di bumi

Bersumber:
QS Adz-Dzariyat 56:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

QS Al-Baqoroh :30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Jika hal tersebut sudah menjadi ideologi kita dalam hidup, maka sunggu tak ada jalan lain yang kita tempuh, tak ada waktu yang kita gunakan, dan tak ada hal-hal yang akan kita lakukan, kecuali untuk memenuhi misi tersebut.

Jadi gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kita tersebut.
Dan tak usah dibantah lagi, kita membutuhkan sebuah rencana istimewa untuk menyetting hidup kita supaya apa yang kita lsayakan mulai sekarang hingga ajal yang belum tahu kapan akan menjemput kita, dapat menjadi penolong saat kita disidang di akhirat kelak, akankah lebih berat timbangan kebaikan? Atau lebih berat timbangan keburukan? Oleh karenanya, mari bersama-sama kita menyetting hidup kita, kita rencanakan hidup kita dengan sebaik-baiknya.

Saya teringat akan sebuah kalimat yang hingga kini terngiang di telinga saya, dari seorang yang besar di kampus saya ketika awal saya masuk perguruan tinggi di Bandung. Beliau adalah seorang Presiden KM. Kata beliau:

“Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan

Ibarat kata, kita sudah kalah sebelum bertanding.
Ibarat kata, saya yang sudah mengikuti banyak kepanitiaan dimana di awal kepanitiaan tersebut selalu dibuat rencana saja atau sering disebut teklap (teknis lapangan) saja bisa gagal karena faktor cuaca, alam, koneksi selular, dan lain-lain, ya 20% kejadian yang sesuai teklap, sisanya improvisasi dan kemampuan kita berfikir cepat dalam tekanan. Lalu apalagi yang bila kepanitiaan tersebut tidak dibuat rencana? Apa kata dunia?

Sebelumnya, saya ingin mengutip kata Pak Anis matta, wakil ketua DPR, sekaligus sekjen PKS:

Pahlawan
Jangan menanti kedatangannya
Mereka adalah aku, kau, dan kita semua
Mereka bukan orang lain
Mereka hanya belum memulai
Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka, dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau ini menjelma menjadi untaian kalung kembali yang menghiasi leher sejarah.


Karena saya tak dapat menentukan anda kita ingin menjadi apa, itu semua tergantung pada bagaimana kita memandang dunia ini, dalam hal apa anda ingin berkontribusi dalam “menjadi khalifah di bumi”, bisa profesi, bisa finansial, bisa pemerintahan, bisa politik, bisa seni, dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah memfokuskan segala apa yang kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Bayangkan kita sedang berada di sepuluh tahun lagi, lalu kita melihat jadi apa kita, saya yakin masih banyak hal yang kita akan mengatakan “ wah, seharusnya saya harus melakukan ini, dan itu, namun sudah lewat ya sudah ga bisa diapa-apain”. Nah, bayangkan sekarang kita sedang kembali sepuluh tahun masa lalu dari sepulut tahun masa depan (Nah, bingung kan? Saya juga, haha)

Maka mari kita rencanakan hidup kita.

Bersiaplah menjadi besar.

Bersiaplah menikmati pahitnya perjuangan menuju rencana indah kita kelak.

Bersiaplah mendapat pelajaran dari guru balik hebat yang bernama pengalaman.

Dan mari jadikan pengalaman-pengalaman yang telah lau sebagai bahan baku untuk membuat plan kita sesaat lagi.
Jangan sampai penyesalan yang telah berlalu terjadi lagi kelak, cukup sudah penyesalan yang telah lalu menjadi penghias hidup kita.

Sebagai penutup saya ingin mengucap kembali apa yang pernah diucap oleh seorang Mario Teguh:

Hidup ini tidak boleh sederhana.
Hidup ini harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat.
Yang sederhana adalah sikapnya


Dan satu hal, kita yang kini masih muda adalah tunas-tunas bangsa yang mau tidak mau generasi kita lah yang akan menggantikan generasi yang kini memimpin bangsa ini. Saya harap kita dapat memacu potensi kita menjadi kemampuan yang luar biasa supaya carut marut permasalahan bangsa yang sejak dulu tak terpecahkan seperti kelaparan, pendidikan, dapat terpecahkan.

Mari kita persiapkan diri, kita rencakan semua yang dapat kita lakukan untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut