Sabtu, 26 Februari 2011

Cinta

Cinta
Kali ini saya bukan akan membahas cinta yang seperti di lagu-lagu zaman sekarang.
Tapi saya akan mengaitkan hakekat cinta dengan tujuan hidup kita sesungguhnya.
Cinta itu bila benar-benar dirasakan akan menimbulkan tiga hal pada diri orang yang sedang merasakan cinta tersebut.
Tiga hal tersebut adalah :
1. Cinta itu menimbulkan keindahan
2. Cinta itu membuat kita semangat
3. Cinta itu membutuhkan pengorbanan

Mari kita bahas satu demi satu:
1. Cinta itu menimbulkan keindahan
Ketika seorang laki-laki seorang wanita, maka wanita itu akan terlihat indah, dari wajahnya, senyumnya, cara berjalannya, bahkan suaranya yang mungkin cempreng pun akan terasa indah.

Bisa jadi karena indah jadi cinta.
Bisa pula karena cinta segalanya jadi indah.

Nah yang sekarang terjadi adalah, apakah kita sudah mencintai Allah, Zat yang menciptakan kita, tiap hari memberi rizki kita, entah kita sedang dekat dengan-Nya maupun sedang maksiat kepada-Nya, tetap saja dia memberi rizki kepada kita, dengan lembutnya, bahkan sampai kita tak menyadarinya, entah kita bersyukur atau sekedar berterima kasih pada-Nya atau tidak pun, tetap Dia mencurahkan kasih sayang-Nya pada kita.

Seharusnya bila kita sudah mencintai Allah, yang katanya tiap hari kita mengucapkan “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” , maka apapun yang Allah perintahkan harusnya terasa indah.

Perintah solat akan terasa indah, karena Allah yang kita cintai yang menyuruhnya.
Bangun malam untuk bermunajad pun akan terasa indah, karena memang Allah yang kita cintai telah menunggu.
Mengeluarkan uang untuk sodaqoh pun akan terasa indah, karena Allah yang kita cintai yang memintanya.

Bahkan Allah pun akan berjanji membalasnya sepuluh kali lipat, atau bahkan bisa 700 kali lipat.
Apalagi di akahir Allah akan menjanjikan surga, masihkah perintah Allah belum terasa indah?
Tak pernah Allah menyuruh kepada keburukan, Maha Suci Allah atas segala prasangka buruk hambanya yang masih belum bisa mencintai-Nya dengan tulus, meski kasih sayang-Nya pada kita tak pernah ada putusnya.


2. Cinta itu membuat kita semangat
Ibarat kalau kita melihat seorang laki-laki yang sedang di mabuk asmara, maka apapun yang diminta oleh sang pujaan hati pasti akan dilakukan.
Ibarat kalau lah sang wanita meminta sang wanita berada di puncak gunung, dan si laki-laki di pinggir pantai dan sang pujaan hati memanggil, maka tak akan peduli lagi, seberapa jauh jarak ya g ditempuh, semangat untuk menggapai gadis yang dicinta pasti akan membara dan memacu adrenalinnya untuk sampai kepada yang dipuja.

Nah, sekarang ketika Zat yang seharusnya kita cintai, dengan segala kuasa-Nya bila kita meminta apapun niscaya akan dikabulkan, yang senantiasa mencurahkan rahmatnya di bumi, memanggil kita apakah kita akan bersemangat untuk mengejar cinta-Nya?

Ibarat kata, kalau kita sudah cinta kepada Allah, maka jangankan solat lima waktu, solat tahajud sepanjang malampun pasti akan dilakasanakan, karena semangat yang membara. Nabi dan para sahabat dapat dijadikan contoh.
Ibarat kalau kita sedang lemas, capek, malas, tiba-tiba Allah ada seruan “Hayya ‘alal-falah(mari menuju kemenagan)” maka karena yang memanggil adalah Zat yang kita cintai, maka tak ada alasan kita tak bersemangat untuk menyambut kemenagan tersebut.

Nah, pertanyaan kita sekarang, sudahkah kita timbul semangat, kita Allah, Zat yang Maha Agung, Tuhan kita, Yang seharusnya kita cintai melebihi segala-Nya memanggil kita?

3. Cinta itu membutuhkan pengorbanan
Ini nih, bagian yang bila sekilas dibaca adalah bagian yang tidak mengenakkan dari “bercinta”.
Namun, ini bisa menjadi ukuran cinta kita pada sesuatu, apakah kita sudah merasa pengorbanan itu sesuatu yang wajar, bahkan hampir tak kita rasakan?

Tapi sungguh, bila kita ada di samping seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta, maka kita akan sering mendengar sebuah puisiyang kurang lebih isinya seperti ini, (saya sendiri tak pandai berpuisi)
Sebut namaku,
aku akan datang,
walaupun gugusan gunung menghadang, pasti akan kutaklukan,
kalaulah luasnya samudra menghalangi, pasti akan kusebrangi,
demi engkau, pujaan hatiku.
Tak peduli lagi seberapa berat rintangan yang menantang.
Ku akan selalu ada untukmu
Itu hanya kepada wanita, lalu bagaimana pada Allah?

QS Ali ‘imron (3) : 14
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Mau surga?

Kalaulah mau, mari kita ukur kadar kecintaan kita kepada Allah, cukup mudah. Hanya dengan ketika Allah memanggil kita solat saja, apakah solat itu jadi terasa indah?
Apakah timbul semangat dalam diri kita untuk melaksanakan solat?
Apakah kita mau berkorban untuk menuju solat tersebut?


Ketika kita dekat dengan Allah, maka Allah akan mencahayai hati kita dengan Nur-Nya sehingga jalan-jalan mana yang seharusnya kita tempuh yang mengundang kebaikan akan terlihat, namun jika tidak, maka jalan yang mungkin sudah di depan mata pun tak terlihat karena gelap, tanpa cahaya Allah.

Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda:
Iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan
Maka sungguh mudah bila kita ingin dapat mencintai Allah, tinggalkan saja kemaksiatan dan kerjakan kebaikan. Niscaya kita akan merasa ibadah kepada Allah itu indah, memberikan semangat dan pengorbananpun tak terasa memberatkan.
Yang terkadang disalahartikan oleh orang adalah membaca hadis di atas tidak sampai habis.
Iman itu bertambah dan berkurang, jadi wajarlah kalau sekarang ini lagi malas solat, nanti kalau sudah bertambah juga semangat lagi kok.
Nah, mari kita lengkapi hari-hari kita dengan iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Mari kita selalu menjaga iman kita agar selalu naik dengan mengerjakan segala ketaatan pada-Nya dan jangan pernah coba-coba melakukan kemaksiatan kepada-Nya.

Rasakan indahnya solat malam, curhat pada-Nya atas segala masalah kehidupan ini, dan yakinlah segala apa yang kita lakukan akan dimintai pertanggung-jawaban

Saya tutup tulisan ini dengan apa yang telah Allah, dengan segala kebenaran-Nya, katakan tentang kejadian yang pasti terjadi:

QS Ibrahim (14) : 21-23:
21. Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, Maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".
22. Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) Telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah Telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun Telah menjanjikan kepadamu tetapi Aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) Aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca Aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan Aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
23. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam syurga itu ialah "salaam"

Mau menjadi golongan di ayat 21 atau ayat 23?
Silakan pilih 

Jumat, 25 Februari 2011

Menulis Lagi

Menulis Lagi
Sekian lama, saya tak menulis lagi, kini saya hadir untuk membuka isi pikiran saya, supaya tak membeku dan membuat otak saya berjalan, karena otak sama halnya dengan otot, akan layu jika tak pernah dipakai.
Oke, to the point saja, sekarang saya mau membahas sebuah hal besar, yang selalu ada di tiap pikiran orang-orang besar, namun sering kita lupakan. Hal itu adalah PLAN, ya, Plan, merencanakan, sebuah kata yang simple tapi maknanya sangat dalam, ini menyangkut pertanggung jawaban kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu diberi nama waktu. Bahkan sampai Allah bersumpah demi salah satu makhluknya ini, padahal sering sekali kita abaikan, namun pasti akan Allah minta pertanggung jawabannya kelak.
Surat Al’Asr 1-3
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Saya yakin, kita sebagai manusia muslim, pasti sering mendengar surat ini, surat yang sangat pendek, tapi sarat makna. Dimana massa yang kini sedang kita jalani adalah yang akan membuat kita merugi, jika tidak diisi dengan hal yang bermanfaat, yaitu beriman, beramal saleh, saling menasehati dalam kesabaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.
Dan kebanyakan orang yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik adalah orang yang tidak tahu tujuan hidupnya hendak kemana. Bila tujuan hidupnya sudah jelas, maka tidak ada alasan lain untuk membuang-buang waktu yang kini tersisa. Dan sungguh, seharusnya tak sepatutnya seorang muslim sejati berkata “saya mempunyai waktu luang” kecuali waktu tersebut digunakan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Jadi apa sebenarnya tujuan hidup anda?
Atau, untuk apa anda hidup?
Kebanyakan orang yang saya tanya terkadang menjawab “Nah itu, saya juga masih bingung”
Padahal Allah sudah sangat gamblang menjelaskan tujuan-Nya menciptakan kita, yang ada dalam sebuah buku yang menjadi petunjuk bagi orang yang ingin selamat dunia dan akhirat.
Tujuan hidup manusia / tujuan Allah menciptakan Manusia:
1. Beribadah kepada Allah
2. Menjadi khalifah di bumi

Bersumber:
QS Adz-Dzariyat 56:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

QS Al-Baqoroh :30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Jika hal tersebut sudah menjadi ideologi kita dalam hidup, maka sunggu tak ada jalan lain yang kita tempuh, tak ada waktu yang kita gunakan, dan tak ada hal-hal yang akan kita lakukan, kecuali untuk memenuhi misi tersebut.

Jadi gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kita tersebut.
Dan tak usah dibantah lagi, kita membutuhkan sebuah rencana istimewa untuk menyetting hidup kita supaya apa yang kita lsayakan mulai sekarang hingga ajal yang belum tahu kapan akan menjemput kita, dapat menjadi penolong saat kita disidang di akhirat kelak, akankah lebih berat timbangan kebaikan? Atau lebih berat timbangan keburukan? Oleh karenanya, mari bersama-sama kita menyetting hidup kita, kita rencanakan hidup kita dengan sebaik-baiknya.

Saya teringat akan sebuah kalimat yang hingga kini terngiang di telinga saya, dari seorang yang besar di kampus saya ketika awal saya masuk perguruan tinggi di Bandung. Beliau adalah seorang Presiden KM. Kata beliau:

“Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan

Ibarat kata, kita sudah kalah sebelum bertanding.
Ibarat kata, saya yang sudah mengikuti banyak kepanitiaan dimana di awal kepanitiaan tersebut selalu dibuat rencana saja atau sering disebut teklap (teknis lapangan) saja bisa gagal karena faktor cuaca, alam, koneksi selular, dan lain-lain, ya 20% kejadian yang sesuai teklap, sisanya improvisasi dan kemampuan kita berfikir cepat dalam tekanan. Lalu apalagi yang bila kepanitiaan tersebut tidak dibuat rencana? Apa kata dunia?

Sebelumnya, saya ingin mengutip kata Pak Anis matta, wakil ketua DPR, sekaligus sekjen PKS:

Pahlawan
Jangan menanti kedatangannya
Mereka adalah aku, kau, dan kita semua
Mereka bukan orang lain
Mereka hanya belum memulai
Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka, dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau ini menjelma menjadi untaian kalung kembali yang menghiasi leher sejarah.


Karena saya tak dapat menentukan anda kita ingin menjadi apa, itu semua tergantung pada bagaimana kita memandang dunia ini, dalam hal apa anda ingin berkontribusi dalam “menjadi khalifah di bumi”, bisa profesi, bisa finansial, bisa pemerintahan, bisa politik, bisa seni, dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah memfokuskan segala apa yang kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Bayangkan kita sedang berada di sepuluh tahun lagi, lalu kita melihat jadi apa kita, saya yakin masih banyak hal yang kita akan mengatakan “ wah, seharusnya saya harus melakukan ini, dan itu, namun sudah lewat ya sudah ga bisa diapa-apain”. Nah, bayangkan sekarang kita sedang kembali sepuluh tahun masa lalu dari sepulut tahun masa depan (Nah, bingung kan? Saya juga, haha)

Maka mari kita rencanakan hidup kita.

Bersiaplah menjadi besar.

Bersiaplah menikmati pahitnya perjuangan menuju rencana indah kita kelak.

Bersiaplah mendapat pelajaran dari guru balik hebat yang bernama pengalaman.

Dan mari jadikan pengalaman-pengalaman yang telah lau sebagai bahan baku untuk membuat plan kita sesaat lagi.
Jangan sampai penyesalan yang telah berlalu terjadi lagi kelak, cukup sudah penyesalan yang telah lalu menjadi penghias hidup kita.

Sebagai penutup saya ingin mengucap kembali apa yang pernah diucap oleh seorang Mario Teguh:

Hidup ini tidak boleh sederhana.
Hidup ini harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat.
Yang sederhana adalah sikapnya


Dan satu hal, kita yang kini masih muda adalah tunas-tunas bangsa yang mau tidak mau generasi kita lah yang akan menggantikan generasi yang kini memimpin bangsa ini. Saya harap kita dapat memacu potensi kita menjadi kemampuan yang luar biasa supaya carut marut permasalahan bangsa yang sejak dulu tak terpecahkan seperti kelaparan, pendidikan, dapat terpecahkan.

Mari kita persiapkan diri, kita rencakan semua yang dapat kita lakukan untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa ini.

Jumat, 12 November 2010

Pahlawan itu..

Oleh Hidayat Nur Wahid saat talkshow kepahlawanan di GSG Salman ba'da asar-magrib

Sebenarnya apa itu pahlawan?
Dari mana asal kata "pahlawan" tersebut, kenapa kita sampai sangat mengelu-elukannya.

Mungkin jika ditilik, kata "pahlawan" bisa berasal dari bahasa Indonesia, yaitu "pahala" dan "wan" yang berarti seorang manusia yang berjuang mengerjakan suatu kebaikan tulus karena Allah. Jika seperti itu maka kyai layak disebut pahlawan kan ya? Namun nyatanya tak banyak kyai yang disebut pahlawan.

Mungkin juga jika kita tilik dari bahasa arab, kata "pahlawan" bisa berasal dari kata "bahlawani" yang akrobatik. Akrobatik berarti melakukan sesuatu yang luar biasa dengan tidak mementingkan dirinya sendiri. Dia lah yang tetap berani maju ketika yang lain takut dan mundur, dia lah yang tetap berdiri tegak saat yang lain lelah, dia yang tetap bersemangat ketika yang lain berputus asa, dia lah yang berani menjadi tidak biasa dari yang lain yang biasa.

Maka sungguh sangat didambakan sekali ketika kita bisa menjadi "pahlawan" yang berasal dari kata "pahala-wan" dan "bahlawani" tadi.

Dan sungguh, para rasul dan sahabat merupakan contoh yang sangat konkrit dalam definisi kata "pahlawan" seperti yang disebutkan. Silakan tilik biografi mereka.

"Sehingga tak penting lagi bagi mereka, apakah mereka dipuji atau dicela karena sungguh, hanya kemaslahatan umat yang mereka pikirkan"

Setiap zaman punya tantangannya masing-masing.
Untuk itu, setiap zaman punya pahlawannya masing-masing.
Dan pahlawan itu adalah aku, kamu, dan kita.
Tinggal kapan kita bergerak untuk merebut takdir kepahlawanan kita.

Rabu, 20 Oktober 2010

The Power of Possitive Feeling

The Power of Positive Feeling
Selasa, 19/10/10 23:48 WIB
Alhamdulillah saya masih belum tidur jam segini, dahulu saya pukul 21:00 pun sudah pasti sedang pulas menggandeng bantal tak bisa diganggu gugat. Kini insyaallah saya akan mencoba konsisten jika memang ada amanah, seperti besok Rabu ada UTS Kinematika dan Dinamika, lalu ada presentasi Praktikum SSM, ada Praktikum Gambar Mesin Manual, Urusan akademik KM ITB yang belum selesai juga konsepnya, belum lagi hearing kader -_-“, maka seharusnya saya akan kreatif dan berusaha lebih keras, karena dengan keterbatasan yang ada, saya dituntut untuk memenuhi hasil yang maksimal. Woow.
The Power of Positive Fealing, serasa pernah mendengar ya? Tapi agaknya aneh bukan? Nah, yang anda dengar pasti Positive thingking.
Jadi begini,
Ketika kita melihat orang sukses, yang dapat dilihat oleh mata kita adalah apa yang kasat mata, misalnya orang itu kaya, maka secara kasat mata kita tahu bahwa nasib kayanya tersebut bukan serta merta datang, akan tetapi berasal dari karakter yang ia bangun sehingga membuat ia bisa menjadi sukses seperti sekarang ini. Karakter orang sukses tentu berbeda dengan orang yang belum sukses, misalnya saja orang sukses selalu melihat sisi positif tiap masalah dan selalu melihat ada jalan keluar dari tiap masalah. Atau dimana kebanyakan orang sukses mempunyai karakter selalu bangun lebih pagi dari orang lain, tidak seperti orang malas yang bangun siang. Itu semua dibedakan oleh apa yang disebut dengan karakter.
Dan orang yang memiliki karakter kuat untuk sukses, sungguh tak lain dimulai dari kebiasaan yang bagus dan kuat untuk sukses pula. Dan kebiasaan itu tidak dapat diciptakan begitu saja, tetapi kebiasaan merupakan akumulasi dari tindakan yang entah kita suka atau tidak, kita harus mengulanginya terus menerus.
Hingga jika boleh saya ringkas jadi begini:
Tindakanberulanglahir kebiasaankebiasaan tersebut menjadi karakter karakter tersebut yang akan membuat dia sukses/gagal  Nasib
Nah, apa yang saya sebutkan barusan adalah apa yang tampak oleh mata kita.
Ada hal lain yang lebih dasar lagi yang menentukan nasib kita,namun lebih tidak tampak di mata telanjang.
Usut punya usut ternyata si tindakan kita itu dimulai dengan pikiran. Wajarlah, semua orang pun mengetahuinya. Namun lebih mendasar lagi ada yang mengawali pikiran itu, yakni hati, atau perasaan kita sendiri. Ketika hati kita sedang merasa positif, maka sungguh pikiran kita pun akan turut positif pula. Lalu pikiran tersebut menggerakkan tindakkan, tindakan yang diulang akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu menjadi karakter, maka karekter yang akan menentukan nasib kita.
Jadi sungguh, awali dengan hati yang baik, niatkan semua karena Allah, dan percayalah bahwa segala hal yang diniati karena Allah maka hasilnya akan baik.
Seperti halnya dalam mencari rizki, kita memang harus bekerja keras, berdoa, lalu biarkan Allah yang akan menentukan hasilnya. Jangan pernah berburuk sangka dengan Allah. Tipsnya:
Rejeki itu yang mengalir, bukan kita yang mendatangkan, kita berusaha, jika itu memang rejeki kita, ya rejeki tersebut tidak akan kemana-mana. Namun jika kita belum mendapatkan rejeki tersebut, maka hati kita akan tenang karena merasa bahwa rejeki itu bukan Allah tentukan untuk kita dan Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita.
Uang itu bukan segalanya, tetapi gunakan uang itu sebagai ladang untuk mendatangkan manfaat bagi orang lain, sedekah, membangun panti asuhan, membangun sekolah, membuat masjid. Insyaallah jika semua diniatkan karena Allah, maka uang akan menjadi berkah, bukan musibah.
Berbagilah. Sering kita merasa bahwa belum saatnya kita berbagi karena kita masih miskin. Sungguh ini pikiran yang sangat salah. Karena Allah sudah berjanji bahwa sebaik-baik perdagangan adalah dengan Allah. Allah akan melipat gandakan apa yang kita sodaqohkan di jalan-Nya. Bukan dua kali Allah melipatgandakan, tetapi bisa sepuluh kali, atau bahkan tujuh ratus kali. Dan sungguh Allah tidak meningkari janjinya. Dan berbagi ini merupakan wujud syukur kita kepada Allah, “ Dan barang siapa yang bersyukur, maka sunggguh akan aku tambahkan nikmat-Ku, dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih”
Bersambung..

Jumat, 01 Oktober 2010

Hari yang hektik, semoga bermanfaat

Aku berlindung darti godaan setan yang terkutuk

Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang

Aku hanya mencoba menumpahkan isi kepalaku yang nantinya pasti akan menguap kulupakan. Semoga tulisan ini merupakan wahanaku untuk belajar. Masih cupu awak ini..

Jumat, 01-10-10

Hari yang sangat padat,

ku tulis tulisan ini pukul 04:20 WIB Sabtu 02-10-10 setelah ketiduran yang seharusnya ku tulis tadi malam pukul 23:00. Aku tidur di himpunan, ya himpunanku HMM(Himpunan Mahasiswa Mesin) ITB.

Kemarin adalah hari yang sangat hektik, tanpa kenal lelah:

mulai dari pagi baru bangun jam setengah 5 lebih 10 , aku telat solat subuh berjama’ah di masjid karena memang tadi malem juga pulang terlalu larut setelah mengurusi tutorial fisika yang seharusnya untuk 2009 jadi untuk 2010 karena 2009nya tidak datang di CC barat. Saking ngantuknya, setelah solat aku pun tidur lagi, bangun jam 6, mandi jam setengah 7 setelah antri,, baru setelah itu berangkat membonceng dicky bertiga denga Eky..

Sampailah di kampus tercinta Institut Terbaik Bangsa (katanya), lalu aku segera ke kelas dan dosen belum datang dan teman-teman termasuk aku saling bertanya “sudah mengerjakan PR Mekflu Pak Priyono?”, semua berkata belum, kecuali beberapa orang. Lalu ketika aku tahu bahwa PR hanya 1 lembar kusegerakan meminjam dan kutulis di selelmbar kertas A4 meminta Mukti A bersama Dhani,. Aya, Jussac, dam Izhar.

Segera kutulis PR di 4102, lalu Pak Pri datang, segera kami pindah ke dalam 4101 dan meneruskan pekerjaan PR (ga pantas menurut saya disebut PR kalau dikerjakannya di kelas gini, mungkin lebih pas disebut PK atau Pekerjaan Kampus ya.. haha).

Pelajaran Mekanika Fluida II Pak Pri dimulai jam 7 dan selesai jam 9, langsung dilanjutkan dengan kindin jam 9 sampai jam 11, disitu aku tak terlalu fokus pada materi yang diajarkan karena sedang sibuk mengurus forsil akademik yang sorenya akan diadakan. Aku menghubungi Chika Maidiana Putri (MA 09) sebagai sekretarisku, dan Ahmad Haris Muhtar (FI 09) sebagai stafku yang membatuku dalam mengurusi fosil ini.

Detik demi detik berlalu di kelas ini, aku tek mencatat, dan setengah memperhatikan setengah smsan, aku meminta Chika dan Haris untuk berkumpul di kanin GKU barat pukul 11:00, saat itu pukul 9 kalau ga salah. Dan tahukah anda bahwa ternyata setengah 11 ada kuis? wahaha, untung di depanku ada Tridan sehingga aku bisa bertanya padanya mengenai langkah-langkah untuk mengerjakan soal kuis tersebut yang memang bentuknya adalah diskusi.

Yang jadi persoalan bukan soal kuisnya namun janji jam11nya di kantin GKU barat, sedangkan aku berada di lantai 4 gedung mesin. karena jam 11 kuis baru selesai setengahnya, maka aku turun berlari mencari haris dan chika, segera kukomando pembagian tugas persiapan forsil karena aku sendiri tidak bisa membantu menyiapkan karena ada kuliah inventor(eh ternyata ga jadi dan jadinya ngerjai Tutorial MKM) tepat sampai jam 4 kurang aku sudah di perpus atas untuk mnyerahka ntugas tutorial MKM itu. Lalu aku segera menuju ke Sekre KM untuk Forsil akademik dengan semua himpunan.

Forsilpun dimulai, meski tidak dengan semua stafku, hanya Haris, Akbar, dan Chika, Forsil hanya dihadiri 10 himpunan, ngenes jiddan T_T, mungkin publikasinya yang kurang benera atau gimana saya tidak tahu.

Selesai forsil pukul 17:20, seteklah itu kita masih di Sekre KM untuk ngobrolin Akademik dengan orang-orang yang ada, Chika, Catur, Akbar, dan Haris, tak lupa aku buka sisa keripik tutorial tadi malam untuk menghangatkan suasana. Lalu tiba-tiba dapat tawaran makan-makan dari Cus, aku sih mau saja, tapi Haris dan Akbar tidak bisa, hanya Cika yang masih setengah-setengah, lalu aku lobby dan akhirnya mau.

Setelah tiba waktu magrib kami solat, aku ke himpuanan ambil sandal dan meletakkan tas. setelah itu bertemu Mirjun di LFM. Dan ke CC untuk bersiap makan-makan, lalu Chika memaksaku untuk mengijinkan dia pulang, akhirnya kuijinkan dan ternya ga jadi makan-makan. Tapi jadinya nonton ndi Ciwalk, segera saja, aku, Catur, Bina PL 09, Dhana, Iqbal menuju tempat makan di Balkubur, bersama Icha, namun Icha tidak ikut makan tapi langsung pulang.

Selesai makan kami segera menuju Ciwalk dengan berlari dsmpsiu di Ciwalk kita hanya telat 5 menit, segera bertemu Cus IF 06 dkk untuk segera bertemu dengan teman2 yang ldan kami pun segera masuk menonton LEGEND OF GUARDIANS: THE OWLS OF GA’HOOLE (GUAR) yang kalo dibecandan adi “The Guardian of Gahol” Gahol Pisan maneh klah, haha” selesai pulang, gitu aja.. haha


Ya itu kronologis yang kujalani dengan tergesa-gesa, lalu dengan ilmu seadanya aku mencoba mengambil pelajaran hari ini:

tak apa waktu berjalan serasa begitu singkat, namun yang penting produktif, dibanding terasa lama , tapi tak menghasilkan apa-apa.

Susahnya menjaga intregitas (sebenarnya apa sih arti kata “integritas”? beberapa orang aku Tanya dan kebanyak mereka menjawab ga tahu, atau -contoh- atau ya intinya aku belum mendapat jawaban sebenarnya apa arti kat integritas, apakah hanya sekedar satunya kata dan perbuatan? atau lebih dari itu? Mengapa orang-orang selalu berkata:mana integritas kamu? pemimpin rapat masak dating telat? bias juga artinya tanggung jawab, entah apapun itu artinya, aku masih mencari apa makna di balik kata INTEGRITAS)

PR kok terlalu jarang yang dikerjakan sendiri, kebanyakan dikerjakan di kampus, analisis: terlalau sibuk organisasi, managemen waktunya mana nih?

Aku teringat sekali nasehat teman baikku, akhyar “perhatikan juga akademik maneh, jangan keasyikan organisasi, maneh jadi lupa akademik maneh”, terima kasih teman, telah menyadarkan.

lalu aku sadar betapa ketika kita tidak dekat dengan Allah, maka apa yang kita lakukan tak akan membuahkan kebaikan, dan benar sekali, hari itu aku tak tenang, seharian aku tak memegang al-qur’an, astagifirullah..

Rabu, 21 Juli 2010

Terlena

Sewaktu awal saya menginjakkan kaki di Bandung.
Sewaktu awal saya menghirup segarnya udara Bandung.
dan
Sewaktu awal saya mendengar ada supir angkot berkata "kalo ke ITB naik Ledeng aja A'?" (lah, Ledeng teh bukannya pompa air yak? bingung saya)

Ketika itu pula semangat dari dalam diri saya membuncah dengan hebatnya mengenai mau jadi apa saya nantinya.
Ketika itu pula api dalam diri saya menyala dengan begitu kencangnya hingga darah saya seakan terbakar dan saya temukan diri saya dalam geliat yang sangat kuat untuk segera menuntaskan pendidikan saya di ITB yang katanya Institut Terbaik Bangsa itu.
dan
Ketika itu pula saya bulatkan tekad saya untuk menjadi seorang enginer hebat dan pulang dengan gelar sarjana teknik dari kampus tersebut. Ingin kubuat bangga orang-orang yang menunggu di rumah, tetangga-tetangga, teman-teman satu SMA, dan semua orang di kampung halaman sana.

Namun..

Setelah menjalani semua keharusan yang memang harus dilakukan,
mulailah saya mengeluh bahwa kuliah ternyata capek, mendapat nilai bagus tak semudah ketika duduk di Bangku sekolah menengah dahulu.

Setelah menapaki terjalnya berjalan di boulevard kampus,
mulailah saya kehilangan mimpi-mimpi awal saya ketika datang ke kampus ini karena memang banyak hal yang saya kira saya bisa membagi waktu, sambil kuliah sambil kegiatan.

Setelah merasakan sakitnya Indeks Prestasi yang turun satu angka,
mulailah saya tersadar bahwa benar kita memang akan melenceng 17m dari target jika setelah berjalan 1km kita melenceng 1 derajat dari tittik awal. Sedih, pilu, malu, dan semua ingin saya tumpahkan kepada Sang Pemilik Kekuasaan. Kenapa saya menjadi seperti ini?

Akhirnya..

Harus saya akui bahwa saya harus segera berbenah atau waktu akan segera membunuh saya.

Harus saya akui bahwa entropi (ketidak-teraturan) di alam cenderung naik jika kita tidak memberi energi untuk menurunkannya. Termasuk dalam diri manusia, kita akan cenderung lebih berantakan, lebih malas, lebih tidak teratur jika kita tidak memberi tenaga lebih, spirit lebih, untuk segera berbenah dan sadar diri bahwa kita memang harus keluar dari zona nyaman kita untuk menggapai zona yang lebih nyaman.

Harus saya akui saya telah TERLENA, dan tak ada kata menunda lagi bagi saya untuk segera memperbaiki diri dan memperbanyak muhasabah.

Terima Kasih pada Allah, Sang pemberi hidayah melalui kehidupan dan orang-orang di sekitar yang menjadi inspirator karena memang memberi saya inspirasi untuk sadar diri.

Pengikut